Minggu, 03 April 2011

Kamar Tidur dan Kamar Mandi Berbatas Dinding Akrilik


Berbatas dinding bata sudah biasa. Berbatas dinding kaca, sudah banyak juga. Bagaimana kalau berbatas dinding akrilik?

Menempatkan area tidur dan kamar mandi dalam satu ruangan, perlu taktik pintar, supaya tampilannya tidak terkesan "maksa ". Salah satunya adalah pemilihan partisi yang memisahkan kedua area tadi. Untuk inspirasi boleh ambil contoh kamar tidur salah satu unit apartemen, di foto ini.

Area tidur dan mandi, di kamar tidur ini, persis bersebelahan. Untuk memisahkan keduanya, ditempatkanlah partisi. Bukan dinding bata atau kaca, melainkan akrilik. Bilah-bilah akrilik dibuat dalam pola geometrik dan ditata seperti anyaman, di dalam bingkai aluminium. Pilihan warna hitam untuk bingkai dan putih untuk bilah akrilik, sesuai dengan tema keseluruhan ruangan yang memang didominasi dua warna tadi. Banyak keuntungan menggunakan partisi akrilik seperti ini. Pertama, partisi ini lebih tipis daripada dinding bata, tebalnya hanya kurang lebih 5 cm. Kedua, tampilannya jelas lebih cantik. Selain sebagai pembatas ruang, partisi akrilik ini juga berfungsi sebagai elemen dekoratif, lho.

Keuntungan berikutnya, dinding akrilik juga transparan, jadi menciptakan ilusi ruang yang menerus. Pas sekali, kan, untuk ruang-ruang mungil? Sudah tahu sekian keuntungan menggunakan si partisi akrilik, yuk coba!

"Waspadai SMS Menyesatkan Jelang UN!"


Jelang pelaksanaan ujian nasional sekolah menengah atas, orangtua dan siswa peserta UN diminta mewaspadai adanya SMS yang menyesatkan berisi kunci jawaban. Kasus penipuan seperti tahun lalu itu diharapkan tidak terulang Menurut Ketua Komisi D DPRD Bantul Fachruddin, banyak kegagalan siswa dalam menempuh UN karena memercayai SMS tidak bertanggung jawab tersebut. Fachruddin mengatakan, peserta UN harus mempersiapkan mental dan memperbanyak latihan soal agar menguasai materi ujian dan bukan percaya pada SMS menyesatkan.

"Lantaran percaya pada hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, akhirnya hasil ujian tidak sesuai harapan," ujarnya di kantor DPRD Bantul, Sabtu (2/4/2011).

Fachruddin menambahkan, UN yang akan dilaksanakan mulai 18 hingga 20 April 2011 tidak akan dipungut biaya. Untuk itu, siswa yang masih mempunyai tunggakan pembayaran administrasi kepada sekolah diharapkan tidak terganggu keuangannya. Sekolah dituntut mampu memilah antara tagihan rutin dan kepentingan ujian sehingga siswa pada saat pelaksanaan UN bisa mengerjakan soal senyaman mungkin dan mendapatkan hasil maksimal.

"Kalau mau menagih siswa yang belum membayar sekolah, jangan disangkutpautkan dengan masalah ujian," tegasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten Bantul Drs Masharun menjelaskan, peserta UN di Bantul tahun ini mencapai 8.642 siswa yang terdiri dari SMA sebanyak 3.782 siswa, MA 663 siswa, dan SMK 4.197 siswa.

"Try out dalam rangka persiapan UN sudah kami lakukan sebanyak 12 kali," jelasnya.

Masharun menambahkan, pada UN 2011 tidak akan diadakan ujian ulang. Ujian akhir sekolah pun dilakukan sebelum UN. Untuk menghindari kecurangan, nilai sekolah harus diterima oleh pusat satu minggu sebelum pelaksanaan ujian.

SUMBER : KOMPAS.COM

Ditemukan, Dua Spesies Baru Ular Berbisa


Para ilmuwan menemukan spesies baru ular berbisa dari keluarga pit viper di Asia Tenggara. Penemuan ini adalah hasil ekspedisi mengoleksi ular dari beberapa negara, yakni Vietnam, Laos, Kamboja dan Thailand. Salah satu spesiesnya dinamai Cryptelytrops rubeus karena warna matanya yang merah delima. Spesies ini memiliki habitat di dekat kota Ho Chi Minh, dataran rendah di selatan Vietnam dan sebelah timur dataran tinggi Langobian di Kamboja.

Sementara spesies lain adalah Cryptelytrops cardamomensis yang memiliki mata berwarna hijau. Spesies tersebut ditemukan di pegunungan Cardamom dan berhabitat di wilayah tenggara Thailand dan tenggara Kamboja. Dua spesies itu diyakini jenis baru setelah ilmuwan melakukan analisa genetik selama 12 tahun, melihat perbedaan fisik dan persebaran geografis dari variasi ular berbisa yang sebelumnya dikelompokkan dalam jenis ular berbisa mata besar (Cryptelytrops macrops).

Anita Malhotra dari Bangor University, salah satu anggota tim yang terlibat penelitian mengatakan, "Dua spesies itu memiliki perbedaan dalam komponen genetik mitokondria dan inti dan secara geografis terpisah, ada di pegunungan yang berbeda. Malhotra mengatakan bahwa spesimen ular Cryptelytrops rubeus, terutama sangat sedikit dan hanya beberapa orang saja yang pernah melihat spesies tersebut. "Kami hanya punya sangat sedikit informasi sejujurnya," tandas Malhotra.

Malhotra mengatakan, bahwa ada kemungkinan spesies tersebut ini terancam punah. Hasil penelitian Malhotra dan timnya dipublikasikan di jurnal Zootaxa yang terbit 4 Februari 2011 lalu.

SUMBER : kompas.com